Tahun 2014 adalah tahun dimana gua mesti keluar dari SMA. Ini semua disebabkan oleh keputusan pemerintah yang memutuskan bahwa masa - masa SMA hanya dapat dijalani selama 3 tahun dan setelah itu silakan anda keluar. Keluar SMA berarti masuk perguruan tinggi, gue beruntung karena bisa ikut merasakan bangku kuliah tahun ini. Awalnya gue kuliah ngincer universitas negeri karena ngeliat tingkat prestisitasnya, tapi apa daya, ada kualitas ada harga yang harus dibayar. Nilai hasil tes tinggi menjadi patokan masuk tidaknya ke universitas negeri. Akhirnya gue masuk universitas "
luar negeri"
(baca : swasta) karena gua gak masuk di universitas negeri. Tapi ya tetap disyukuri lah meskipun di luar negeri karena orang tua masih bisa membiayai.
Kalau inget masa selama SMA kemaren, gue banyak nyesel waktu gue gak maksimal memanfaatkan waktu. Dateng ke sekolah niat mau ketawa sama maen bukannya belajar, jam kosong dikasih tugas malah maen laptop...kadang nontonin orang maen kuda tomplok di dalem kelas. Untungnya gue bukan orang yang gampang terlarut dalam larutan penyesalan, jadi gue bisa membiarkan penyesalan itu menggumpal macam koloid busa terus gue buang dah, halah gue sok bahas kimia, nilai kimia UN gua aje 5an.
Jadi sekarang tinggal tunggu tanggal mainnya gua di kampus baru. Empat tahun waktu normal buat bisa lulus kuliah tapi moga - moga gua bisa prematur alias lulus di bawah empat tahun...haha. Sekarang yang gue bingung adalah gimana caranya gue bisa lulus prematur, secara gua lahir normal gak prematur jadi gak ada pengalaman sebelumnya. Gua cari di UUD 1945 bahkan sampai hasil revisinya yang keempat pun gak ada undang - undang yang mendukung keinginan gue untuk jadi mahasiswa prematur.
Empat tahun nanti semoga gua bisa jadi mahasiswa prematur yang berguna bagi bangsa dan negara bukan jadi
"mahasisa prematur" alias mahasiswa yang jadi sisa serta sampah dan keluar kuliah sebelum waktunya bukan karena prestasi tapi karena masalah yang dibikin sendiri.
Hidup Merdeka!