Ilmu Budaya Dasar
Nama : Lungun Ali Rusky Simbolon
NPM : 36414168
Kelas
: 1ID06
Fakultas
: Teknologi Industri
Jurusan
: Teknik Industri
Daftar Isi
Judul
……………………………………………………….…………... 1
Daftar
Isi……………………………………………….……………….. 2
A. Pengertian Penderitaan………………………………………………. 3
B. Siksaan………………………….…………………..………………. 4
C. Kekalutan
Mental……………………………………………………. 6
D. Penderitaan dan
Perjuangan.……………………………………….... 7
E. Penderitaan, Media,
dan Seniman..…………………...…………....... 8
F. Penderitaan dan
Sebab-sebabnya.…………………………………… 9
G. Pengaruh
Penderitaan……………………………………………….. 9
H.
Pengalaman Pribadi….…………………………….……………..….
11
I. Daftar Pustaka……………………………………………………….. 13
Manusia
dan Penderitaan
A.
Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita,
derita berasal dari kata sansekerta yang berarti menahan atau menanggung.
Menanggunng disini berarti menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. Penderitaan merupakan sesuatu yang bersifat relatif karena suatu
penderitaan bagi seseorang bisa saja bukan merupakan suatu penderitaan bagi
orang lain.
Penderitaan akan dialami oleh setiap
manusia, hal ini merupakan sebuah ketentuan dalam hidup karena penderitaan
adalah bagian dari hidup itu sendiri. Tuhan memberikan penderitaan bukan sebagai
suatu hukuman melainkan sebagai sebuah peringatan agar manusia terus
mengingatNya.
Ketika seseorang mengalami sebuah
penderitaan maka akan ada dua kemungkinan yang terjadi sebagai reaksi dari
penderitaan tersebut, yang pertama adalah kembali kepada Tuhan dan menjauh dari
Tuhan. Manusia yang mengingat Tuhan, dan memiliki kapasitas iman untuk pasrah
kepadaNya akan memiliki sebuah kedamaian dalam hidupnya karena ia tahu bahwa
ada Tuhan yang berkuasa atas hidupnya, yang memberikan kekuatan dalam
mengahadapi penderitaan tersebut dan ia akan memiliki sebuah kesadaran behwa
setiap penderitaan yang Tuhan berikan tidak melebihi batas kekuatannya. Hal
lain akan terjadi jika manusia tidak mengingat akan Tuhan, dalam hidupnya
takkan ada ketenangan karena akan terus ada rasa takut tentang kehidupannya.
B. Siksaan
Siksaan merupakan awal dari setiap
penderitaan. Siksaan dapat berupa siksaan jasmani dan siksaan rohani. Siksaan
jasmani merupakan siksaan yang berdampak pada fisik, dampak yang ditimbulkan
biasanya rasa sakit atau luka pada fisik. Siksaan rohani merupakan siksaan yang
berdampak pada rohani, dampaknya dapat mengganggu psikis atau kerohanian
seseorang. Contoh dari siksaan rohani atau psikis adalah kebimbangan, kesepian,
dan ketakutan.
Kebimbangan
adalah sebuah kondisi dimana
seseorang tidak dapat menentukan pilihan akan suatu hal. Dalam kondisi ini
orang tersebut selalu ragu ketika akan menentukan sebuah pilihan yang ada
diantara pilihan lainnya. Bagi orang yang lemah mentalnya hal ini dapat
menyiksanya dalam waktu yang berkepanjangan karena ia tidak bisa membuat keputusan
secara cepat, tetapi orang yang kuat mentalnya akan membuat keputusan secara
cepat dan tidak terikat dengan kebimbangan tersebut sehingga ia tidak akan
tersiksa akibat dari kebimbagan tersebut.
Kesepian
adalah sebuah kondisi dimana
seseorang merasa sendirian, tidak memiliki teman dan seakan terpuruk sendirian.
Kesepian ini dapat dialami meskipun orang tersebut berada pada keramaian,
karena yang kesepian adalah hatinya. Kesepian harus segera diatasi agar tidak
berlarut-larut sehingga menyiksa psikis. Kesepian dapat diatasi dengan
berkomunikasi dengan orang lain dan juga melakukan berbagai mecam aktifitas
untuk mengisi waktu sehingga kesepian tidak mendapat tempat dalam pikiran
seseorang.
Ketakutan adalah sebuah kondisi dimana seseorang takut akan
satu atau dua hal. Ketakutan yang berlebihan akan suatu hal dapat disebut sebagai phobia.Setiap manusia pada umunya memiliki rasa takut namun pada
sebagian orang ketakutan itu menjadi berlebihan dan mengganggu
Ketakutan seseorang dapat disebabkan
oleh berbagai hal, contohnya seperti claustrophobia
merupakan ketakutan yang berlebihan akan tempat yang sempit, agoraphobia yang merupakan akan ruang
terbuka yang ramai, dan contoh lain seperti ketakutan akan rasa sakit serta
ketakutan akan sebuah kegagalan. Rasa takut yang berlebihan atau biasa disebut phobia sampai saat ini masih
diperdebatkan oleh para ahli mengenai apa sebetulnya yang menjadi penyebabnya.
Dalam kebanyakan kasus, phobia sering
kali disebabkan oleh tekanan mental yang sangat berat pada suatu waktu yang
terus berkembang selama hidup si penderita, contohnya seperti kematian akan
seseorang yang dicintai atau adanya kenangan yang buruk akan suatu hal.
Penyebab phobia dapat dibagi menjadi dua aliran. Ahli-ahli jiwa mengatakan
bahwa phobia adalah suatu gejala dari
problema psikologis yang mendalam, yang harus ditemukan, dihadapi dan
ditaklukan sebelum phobianya akan
hilang. Berbeda dari yang dikatakan oleh ahli-ahli jiwa, ahli-ahli yang merawat
tingkah laku mengatakan bahwa phobia
adalah problemanya dan tidak perlu ditemukan penyebabnya supaya mendapatkan
pertolongan atau pengobatan, namun pada dasarnya para ahli setuju bahwa tekanan
dan ketegangan yang diakibatkatkan oleh penderita yang hidup dalam ketakutan
terus menerus akan membuat keadaan penderita tersebut sepuluh kali lebih parah.
C. Kekalutan
Mental
Dalam ilmu psikologi, penderitaan batin
dikenal dengan istilah kekalutan mental. Kekalutan mental dapat dikatakan
sebagai gangguan kejiwaan sebagai akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi
sebuah persoalan sehingga orang tersebut bertingkah kurang wajar.
Gejala awal orang yang mengalami
kekalutan mental adalah :
1.
Gejala fisik
seperti pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
2.
Gejala psikis
seperti rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap-tahap dalam gangguan kejiwaan :
1.
Gejala-gejala
mulai nampak pada kehisdupan jasmani dan rohani penderita.
2.
Lari dari
masalah, bukan menghadapi dan memcahkan masalah yang dihadapinya.
3.
Penderita telah
mengalami gangguan, karena tahap ini telah masuk dalam tahap kekalutan yang
merupakan titik puncak dari semua gejala tersebut.
Kekalutan mental dapat disebabkan berbagai hal,
namun antara lain dapat disebabkan oleh hal berikut :
a.
Kepribadian yang
lemah
Sebuah kondisi dimana yang bersangkutan merasa
rendah diri karena suatu hal yang terus menyudutkan dirinya dan menghancurkan
mentalnya.
b.
Timbulnya
konflik sosial budaya
Adanya norma yang berbeda antara individu yang
bersangkutan dengan masyarakat yang membuat ia tidak bisa beradaptasi lagi
sehingga ia menarik diri dan semakin terpuruk.
c.
Pematangan batin
yang salah
Memberikan reaksi yang berlebihan (over acting)
terhadap kehidupan sosial.
Kekalutan mental dapat mendorong
seseorang kearah positif dan ke arah negatif. Apabila seseorang terdorong oleh
kekalutan mental ke arah postif maka ia akan mencari dan melakukan hal yang
postif sebagai cara untuk melawan luka jiwa yang dialaminya, sebaliknya apabila
seseorang terdorong ke arah negatif yang ada adalah seseorang itu terus larut
dalam masalahnya dan mengalami frustasi, bentuk frustasi antara lain :
a.
Agresi : Kemarahan yang meluap-luap akibat
emosi yang tak terkendali.
b.
Regresi : Kembali kepada tingkah laku
primitif, atau kembali pada tingkah
laku
yang kekanak-kanakan seperti menangis sampai meraung-raung, menjerit,
memecahkan barang-barang
c.
Fiksasi : Pembatasan pada pola yang tetap
seperti membisu atau
membenturkan
kepala pada benda keras.
d.
Proyeksi : Usaha melemparkan kelemahan sendiri
pada orang lain, atau
menyalahkan orang lain atas kesalahan
sendiri.
e.
Identifikasi :
Menyamakan diri dengan seseorang yang lebih sukses dalam
imajinasinya.
f.
Narsisme : Perasaan yang menganggap diri sendiri
superior akibat mencintai
diri sendiri
yang berlebihan
g.
Autisme : Menutup diri dari dunia nyata
secara total dan merasa puas dengan
dunia yang dibangun atas fantasinya sendiri.
D. Penderitaan
dan Perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami akan
mengalami penderitaan, cepat atau lambat. Sebagai makhluk yang memiliki akal
pikiran, manusia terus mengasah kreatifitasnya berusaha untuk mengurangi,
menghindari, bahkan menghilangkan sama sekali sebuah penderitaan.
Kehidupan terdiri atas kebahagiaan dan
penderitaan yang terus datang silih berganti mengisi kehidupan manusia. Atas
dasar ini lah manusia seharusnya tidak boleh pesimis mengenai kehidupan, karena
apabila manusia mau berusaha mengatasi penderitaan yang ada maka kebahagiaan
akan datang ke dalam hidupnya.
Mengatasi penderitaan merupakan sebuah
keharusan bagi manusia dalam upaya melangsungkan kehidupannya. Dalam menghadapi
penderitaan yang ada, berserah dan berdoa pada Tuhan adalah cara yang efektif
untuk mendapatkan sebuah ketenangan, setelah mendapat ketenangan baru
memikirkan bagaimana cara terbaik untuk mengatasi penderitaan yang sedang
dialami, untuk mengatasi penderitaan yang dihadapi kita bisa belajar dari
pengalaman orang lain yang telah mampu mengatasi penderitaan yang dihadapinya.
E. Penderitaan,
Media dan Seniman
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini,
informasi mengalir begitu cepatnya. Sebagai dampaknya, penderitaan yang dialami
oleh manusia dari berbagai belahan dunia sering kali diekspos oleh media.
Penderitaan manusia diekspos oleh media dan disearkan keseluruh dunia bertujuan
supaya orang melihatnya dapat mengetahui dan ikut merasakan penderitaan yang
dialami oleh orang lain.
Ketika seseorang telah tergugah hatinya
atas penderitaan yang dialami oleh orang lain maka ia akan bertindak dengan
memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya. Hal ini terlihat dari banyaknya
bantuan materil yang diberikan oleh para dermawan bahkan bantuan tenaga dari
para relawan yang mau langsung turun tangan.
Media masa saat ini merupakan alat yang
paling cepat dalam mengkomunikasikan penderitaan manusia kepada masyarakat.
Melalui media masa masyarakat dapat dengan segera menentukan sikap antara
sesama manusia yang mengalami penderitaan terutama bagi mereka yang bersimpati.
Komunikasi mengenai penderitaan pun dapat dilakukan oleh para seniman. Para
seniman menciptakan karya yang bertemakan penderitaan namun dengan balutan
keindahan seni. Contoh yang mudah adalah seniman Ebiet G.Ade yang banyak
menciptakan lagu mengenai penderitaan yang dialami oleh manusia.
F. Penderitaan
dan Sebab-sebabnya
a.)
Penderiataan
yang timbul akibat perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang timbul
dari perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan antar manusia maupun
manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini dapat disebut sebagai nasib
buruk. Penderitaan ini dapat diperbaiki oleh manusia itu sendiri karena nasib
buruk ada sebagai akibat dari perbuatan buruk manusia, lain halnya dengan
takdir yang tidak bisa diubah karena takdir telah ditentukan oleh Tuhan.
b.)
Penderitaan yang
timbul karena penyakit atau azab Tuhan.
Penderitaan yang timbul
karena penyakit atau azab dari Tuhan dapat diatasi dengan kesabaran, tawakal, dan optimism. Ketika manusia mau
tabah menghadapi penderitaan tersebut maka Tuhan akan memberikan jalan untuk
membalik keadaan sesuai dengan apa yang diinginkanNya.
G. Pengaruh
Penderitaan
Penderitaan dalam hidup akan selalu
menghasilkan dua pengaruh pada sikap orang yang menghadapinya, positif dan
negatif. Sikap postif dalam menghadapi masalah dapat berupa sikap optimisme
yang membuat ia kuat untuk keluar dari penderitaan yang dihadapinya. Ketika
seseorang mampu keluar dari penderitaan maka ia akan memiliki mental yang lebih
kuat untuk menghadapi masalah yang lebih berat lagi dan ia akan memiliki
pengalaman yang bisa dijadikan sebagai acuan untuk keluar dari penderitaan yang
berikutnya mungkin akan datang.
Sikap negatif dalam menghadapi
penderitaan biasanya dicirikan dengan penyesalan yang berlarut-larut, putus
asa, bahkan perasaan ingin bunug diri sebagai jalan keluar terakhir untuk
keluar dari penderitaan yang dialaminya. Orang yang bersikap negatif dalam menghadapi
penderitaanya hanya akan menambah penderitaan yang dialaminya karena sikap
negatif tidak akan menyelesaikan masalah yang ada.
Bila sikap negatif dan positif
dikomunikasikan oleh seniman kepada masyarakat maka hal ini akan mendapat
respon. Respon itu dapat berupa kemauan untuk
melakukan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan
memperbaiki keadaan.
H. Pengalaman
Pribadi
Kehidupan selalu diisi oleh kebahagiaan
dan penderitaan, keduanya saling mengisi dalam satu masa kehidupan manusia.
Kedua hal tersebut juga ada dalam kehidupan saya silih berganti dari waktu ke
waktu. Penderitaan yang saya alami pun bermacam-macam dan bisa dilihat dalam
beberapa posisi.
Penderitaan dalam posisi sebagai seorang
pelajar yang saya rasakan paling utama dalam masalah nilai. Nilai yang tidak memuaskan sering membuat saya
kesal, padahal saya sudah belajar dengan baik namun hasil yang saya dapat tidak
seperti apa yang saya harapkan. Hal tersebut membuat saya frustasi. Hal yang
paling sering saya alami setelah mengetahui hasil yang saya dapatkan tidak
memuaskan adalah menyalahkan orang lain bahkan menyalahkan keadaan yang ada.
Saya selalu merasa benar karena saya
tidak bisa menerima kesalahan yang saya buat sendiri. Puncak dari penderitaan
ini ada pada masa-masa lulus dari sekolah dasar,sekolah menengah pertama,dan
sekolah mengengah atas, ketika saya harus melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi dan saya gagal menjadi murid disekolah yang saya inginkan.
Kegagalan yang saya alami memang membuat
saya kecewa, bahkan sangat kecewa. Terkadang terpikir bahwa saya memang
dilahirkan sebagai orang yang tidak akan mampu mendapatkan apa yang saya
inginkan. Terbukti dari kegagalan yang selama ini saya alami, seakan-akan
memang menunjukkan saya tidak mampu bersaing dengan orang lain.
Melihat orang yang mendapatkan apa yang
mereka inginkan, dalam hal ini sekolah atau institusi pendidikan yang mereka
inginkan membuat saya semakin kecewa. Kecewa pada kemampuan diri sendiri,
kecewa pada sistem pendidikan yang mempersulit saya untuk masuk ke sekolah yang
saya inginkan dengan membuat peraturan yang gagal saya lewati sebagai tuntutan
untuk bisa mnjadi murid disekolah yang saya inginkan.
Penderitaan yang saya alami tidak hanya datang dari
diri sendiri, tapi juga dari orang tua saya. Karena kegagalan saya orang tua
saya pun kecewa meskipun mereka tidak menunjukkannya secara langsung namun saya
mengerti dan dapat merasakannya. Melihat mereka kecewa, mengingat akan
kegagalan saya, rasanya sungguh menyakitkan. Setiap hari dihantui oleh
kegagalan membuat saya terkadang bingung apa sebenarnya arti adanya saya dalam
hidup ini jika saya terus menderita karena hanya takut gagal lagi.
Semakin saya kecewa semakin saya sadar betapa
bodohnya saya. Menghadapi apa yang tidak bisa ubah memang membuat siapapun akan
putus asa. Ditengah keputus asaan itu saya melihat adanya sebuah harapan dalam
pemikiran saya. Yang telah terjadi memang tidak bisa diubah karena itu ada di masa
lalu tapi apa yang belum terjadi dapat saya tentukan sendiri untuk terjadi atau
tidak karena hal itu ada di masa depan.
Dengan tanpa melupakan Tuhan saya
mencoba kembali berdiri menghadapi masalah yang telah membuat saya menderita.
Saya berusaha melawan semua pemikiran negatif yang menghantui kepala saya. Dengan
bantuan dari orang tua yang selalu memberikan dukungan dan nasihat yang baik kepada
saya, saya mampu membuat penderitaan akibat kegagalan tersebut menjadi sebuah
pelajaran dalam hidup saya.
Tak peduli berapa kalipun gagal, masa
depan yang penuh kebahagiaan selalu menanti orang-orang yang mau berusaha untuk
menggapainya. Hal inilah yang saya lakukan sekarang, saya berusaha untuk menata
masa depan dengan belajar semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang
sesuai dengan harapan saya.
“Orang
yang bodoh tak pernah belajar dari kesalahannya, orang yang cerdas belajar dari
kesalahannya sendiri, dan orang bijak belajar dari kesalahan orang lain”.
I.
Daftar Pustaka
Ebook IBD Gunadarma
0 komentar:
Posting Komentar