Minggu, 12 Oktober 2014

Manusia dan Penderitaan




Ilmu Budaya Dasar


Nama          : Lungun Ali Rusky Simbolon
NPM : 36414168
Kelas : 1ID06
Fakultas : Teknologi Industri
Jurusan : Teknik Industri


Daftar Isi

Judul ……………………………………………………….…………...      1
Daftar Isi……………………………………………….………………..      2
A. Pengertian Penderitaan……………………………………………….      3
B. Siksaan………………………….…………………..……………….      4
C. Kekalutan Mental…………………………………………………….      6
D. Penderitaan dan Perjuangan.………………………………………....      7
E. Penderitaan, Media, dan Seniman..…………………...………….......      8
F. Penderitaan dan Sebab-sebabnya.……………………………………      9
G. Pengaruh Penderitaan………………………………………………..      9
H. Pengalaman Pribadi….…………………………….……………..….      11
I. Daftar Pustaka………………………………………………………..      13



Manusia dan Penderitaan


A.   Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita, derita berasal dari kata sansekerta yang berarti menahan atau menanggung. Menanggunng disini berarti menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan merupakan sesuatu yang bersifat relatif karena suatu penderitaan bagi seseorang bisa saja bukan merupakan suatu penderitaan bagi orang lain.
Penderitaan akan dialami oleh setiap manusia, hal ini merupakan sebuah ketentuan dalam hidup karena penderitaan adalah bagian dari hidup itu sendiri. Tuhan memberikan penderitaan bukan sebagai suatu hukuman melainkan sebagai sebuah peringatan agar manusia terus mengingatNya.
Ketika seseorang mengalami sebuah penderitaan maka akan ada dua kemungkinan yang terjadi sebagai reaksi dari penderitaan tersebut, yang pertama adalah kembali kepada Tuhan dan menjauh dari Tuhan. Manusia yang mengingat Tuhan, dan memiliki kapasitas iman untuk pasrah kepadaNya akan memiliki sebuah kedamaian dalam hidupnya karena ia tahu bahwa ada Tuhan yang berkuasa atas hidupnya, yang memberikan kekuatan dalam mengahadapi penderitaan tersebut dan ia akan memiliki sebuah kesadaran behwa setiap penderitaan yang Tuhan berikan tidak melebihi batas kekuatannya. Hal lain akan terjadi jika manusia tidak mengingat akan Tuhan, dalam hidupnya takkan ada ketenangan karena akan terus ada rasa takut tentang kehidupannya.



B.   Siksaan
Siksaan merupakan awal dari setiap penderitaan. Siksaan dapat berupa siksaan jasmani dan siksaan rohani. Siksaan jasmani merupakan siksaan yang berdampak pada fisik, dampak yang ditimbulkan biasanya rasa sakit atau luka pada fisik. Siksaan rohani merupakan siksaan yang berdampak pada rohani, dampaknya dapat mengganggu psikis atau kerohanian seseorang. Contoh dari siksaan rohani atau psikis adalah kebimbangan, kesepian, dan ketakutan.
Kebimbangan adalah sebuah kondisi dimana seseorang tidak dapat menentukan pilihan akan suatu hal. Dalam kondisi ini orang tersebut selalu ragu ketika akan menentukan sebuah pilihan yang ada diantara pilihan lainnya. Bagi orang yang lemah mentalnya hal ini dapat menyiksanya dalam waktu yang berkepanjangan karena ia tidak bisa membuat keputusan secara cepat, tetapi orang yang kuat mentalnya akan membuat keputusan secara cepat dan tidak terikat dengan kebimbangan tersebut sehingga ia tidak akan tersiksa akibat dari kebimbagan tersebut.
Kesepian adalah sebuah kondisi dimana seseorang merasa sendirian, tidak memiliki teman dan seakan terpuruk sendirian. Kesepian ini dapat dialami meskipun orang tersebut berada pada keramaian, karena yang kesepian adalah hatinya. Kesepian harus segera diatasi agar tidak berlarut-larut sehingga menyiksa psikis. Kesepian dapat diatasi dengan berkomunikasi dengan orang lain dan juga melakukan berbagai mecam aktifitas untuk mengisi waktu sehingga kesepian tidak mendapat tempat dalam pikiran seseorang.
Ketakutan adalah sebuah kondisi dimana seseorang takut akan satu atau dua hal. Ketakutan yang berlebihan akan suatu hal  dapat disebut sebagai phobia.Setiap manusia pada umunya memiliki rasa takut namun pada sebagian orang ketakutan itu menjadi berlebihan dan mengganggu
Ketakutan seseorang dapat disebabkan oleh berbagai hal, contohnya seperti claustrophobia merupakan ketakutan yang berlebihan akan tempat yang sempit, agoraphobia yang merupakan akan ruang terbuka yang ramai, dan contoh lain seperti ketakutan akan rasa sakit serta ketakutan akan sebuah kegagalan. Rasa takut yang berlebihan atau biasa disebut phobia sampai saat ini masih diperdebatkan oleh para ahli mengenai apa sebetulnya yang menjadi penyebabnya. Dalam kebanyakan kasus, phobia sering kali disebabkan oleh tekanan mental yang sangat berat pada suatu waktu yang terus berkembang selama hidup si penderita, contohnya seperti kematian akan seseorang yang dicintai atau adanya kenangan yang buruk akan suatu hal.
Penyebab phobia dapat dibagi menjadi dua aliran. Ahli-ahli jiwa mengatakan bahwa phobia adalah suatu gejala dari problema psikologis yang mendalam, yang harus ditemukan, dihadapi dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Berbeda dari yang dikatakan oleh ahli-ahli jiwa, ahli-ahli yang merawat tingkah laku mengatakan bahwa phobia adalah problemanya dan tidak perlu ditemukan penyebabnya supaya mendapatkan pertolongan atau pengobatan, namun pada dasarnya para ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan yang diakibatkatkan oleh penderita yang hidup dalam ketakutan terus menerus akan membuat keadaan penderita tersebut sepuluh kali lebih parah.



C.   Kekalutan Mental
Dalam ilmu psikologi, penderitaan batin dikenal dengan istilah kekalutan mental. Kekalutan mental dapat dikatakan sebagai gangguan kejiwaan sebagai akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi sebuah persoalan sehingga orang tersebut bertingkah kurang wajar.
Gejala awal orang yang mengalami kekalutan mental adalah :
1.      Gejala fisik seperti pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
2.      Gejala psikis seperti rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.

Tahap-tahap dalam gangguan kejiwaan :
1.      Gejala-gejala mulai nampak pada kehisdupan jasmani dan rohani penderita.
2.      Lari dari masalah, bukan menghadapi dan memcahkan masalah yang dihadapinya.
3.      Penderita telah mengalami gangguan, karena tahap ini telah masuk dalam tahap kekalutan yang merupakan titik puncak dari semua gejala tersebut.
Kekalutan mental dapat disebabkan berbagai hal, namun antara lain dapat disebabkan oleh hal berikut :
a.       Kepribadian yang lemah
Sebuah kondisi dimana yang bersangkutan merasa rendah diri karena suatu hal yang terus menyudutkan dirinya dan menghancurkan mentalnya.
b.      Timbulnya konflik sosial budaya
Adanya norma yang berbeda antara individu yang bersangkutan dengan masyarakat yang membuat ia tidak bisa beradaptasi lagi sehingga ia menarik diri dan semakin terpuruk.
c.       Pematangan batin yang salah
Memberikan reaksi yang berlebihan (over acting) terhadap kehidupan sosial.
Kekalutan mental dapat mendorong seseorang kearah positif dan ke arah negatif. Apabila seseorang terdorong oleh kekalutan mental ke arah postif maka ia akan mencari dan melakukan hal yang postif sebagai cara untuk melawan luka jiwa yang dialaminya, sebaliknya apabila seseorang terdorong ke arah negatif yang ada adalah seseorang itu terus larut dalam masalahnya dan mengalami frustasi, bentuk frustasi antara lain :
a.       Agresi              : Kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali.
b.      Regresi            : Kembali kepada tingkah laku primitif, atau kembali pada tingkah
laku yang kekanak-kanakan seperti menangis sampai meraung-raung, menjerit, memecahkan barang-barang
c.       Fiksasi             : Pembatasan pada pola yang tetap seperti membisu atau
  membenturkan kepala pada benda keras.
d.      Proyeksi          : Usaha melemparkan kelemahan sendiri pada orang lain, atau
  menyalahkan orang lain atas kesalahan sendiri.
e.        Identifikasi     : Menyamakan diri dengan seseorang yang lebih sukses dalam
  imajinasinya.
f.       Narsisme         : Perasaan yang menganggap diri sendiri superior akibat mencintai
  diri sendiri yang berlebihan
g.      Autisme           : Menutup diri dari dunia nyata secara total dan merasa puas dengan
  dunia yang dibangun atas fantasinya sendiri.

D.   Penderitaan dan Perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami akan mengalami penderitaan, cepat atau lambat. Sebagai makhluk yang memiliki akal pikiran, manusia terus mengasah kreatifitasnya berusaha untuk mengurangi, menghindari, bahkan menghilangkan sama sekali sebuah penderitaan.
Kehidupan terdiri atas kebahagiaan dan penderitaan yang terus datang silih berganti mengisi kehidupan manusia. Atas dasar ini lah manusia seharusnya tidak boleh pesimis mengenai kehidupan, karena apabila manusia mau berusaha mengatasi penderitaan yang ada maka kebahagiaan akan datang ke dalam hidupnya.
Mengatasi penderitaan merupakan sebuah keharusan bagi manusia dalam upaya melangsungkan kehidupannya. Dalam menghadapi penderitaan yang ada, berserah dan berdoa pada Tuhan adalah cara yang efektif untuk mendapatkan sebuah ketenangan, setelah mendapat ketenangan baru memikirkan bagaimana cara terbaik untuk mengatasi penderitaan yang sedang dialami, untuk mengatasi penderitaan yang dihadapi kita bisa belajar dari pengalaman orang lain yang telah mampu mengatasi penderitaan yang dihadapinya.

E.    Penderitaan, Media dan Seniman
 Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, informasi mengalir begitu cepatnya. Sebagai dampaknya, penderitaan yang dialami oleh manusia dari berbagai belahan dunia sering kali diekspos oleh media. Penderitaan manusia diekspos oleh media dan disearkan keseluruh dunia bertujuan supaya orang melihatnya dapat mengetahui dan ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh orang lain.
Ketika seseorang telah tergugah hatinya atas penderitaan yang dialami oleh orang lain maka ia akan bertindak dengan memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya. Hal ini terlihat dari banyaknya bantuan materil yang diberikan oleh para dermawan bahkan bantuan tenaga dari para relawan yang mau langsung turun tangan.
Media masa saat ini merupakan alat yang paling cepat dalam mengkomunikasikan penderitaan manusia kepada masyarakat. Melalui media masa masyarakat dapat dengan segera menentukan sikap antara sesama manusia yang mengalami penderitaan terutama bagi mereka yang bersimpati. Komunikasi mengenai penderitaan pun dapat dilakukan oleh para seniman. Para seniman menciptakan karya yang bertemakan penderitaan namun dengan balutan keindahan seni. Contoh yang mudah adalah seniman Ebiet G.Ade yang banyak menciptakan lagu mengenai penderitaan yang dialami oleh manusia.
F.    Penderitaan dan Sebab-sebabnya

a.)    Penderiataan yang timbul akibat perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang timbul dari perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan antar manusia maupun manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini dapat disebut sebagai nasib buruk. Penderitaan ini dapat diperbaiki oleh manusia itu sendiri karena nasib buruk ada sebagai akibat dari perbuatan buruk manusia, lain halnya dengan takdir yang tidak bisa diubah karena takdir telah ditentukan oleh Tuhan.
b.)    Penderitaan yang timbul karena penyakit atau azab Tuhan.
Penderitaan yang timbul karena penyakit atau azab dari Tuhan dapat diatasi dengan kesabaran,  tawakal, dan optimism. Ketika manusia mau tabah menghadapi penderitaan tersebut maka Tuhan akan memberikan jalan untuk membalik keadaan sesuai dengan apa yang diinginkanNya.

G.   Pengaruh Penderitaan
Penderitaan dalam hidup akan selalu menghasilkan dua pengaruh pada sikap orang yang menghadapinya, positif dan negatif. Sikap postif dalam menghadapi masalah dapat berupa sikap optimisme yang membuat ia kuat untuk keluar dari penderitaan yang dihadapinya. Ketika seseorang mampu keluar dari penderitaan maka ia akan memiliki mental yang lebih kuat untuk menghadapi masalah yang lebih berat lagi dan ia akan memiliki pengalaman yang bisa dijadikan sebagai acuan untuk keluar dari penderitaan yang berikutnya mungkin akan datang.
Sikap negatif dalam menghadapi penderitaan biasanya dicirikan dengan penyesalan yang berlarut-larut, putus asa, bahkan perasaan ingin bunug diri sebagai jalan keluar terakhir untuk keluar dari penderitaan yang dialaminya. Orang yang bersikap negatif dalam menghadapi penderitaanya hanya akan menambah penderitaan yang dialaminya karena sikap negatif tidak akan menyelesaikan masalah yang ada.
Bila sikap negatif dan positif dikomunikasikan oleh seniman kepada masyarakat maka hal ini akan mendapat respon. Respon itu dapat berupa kemauan untuk  melakukan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan memperbaiki keadaan.



H.   Pengalaman Pribadi

Kehidupan selalu diisi oleh kebahagiaan dan penderitaan, keduanya saling mengisi dalam satu masa kehidupan manusia. Kedua hal tersebut juga ada dalam kehidupan saya silih berganti dari waktu ke waktu. Penderitaan yang saya alami pun bermacam-macam dan bisa dilihat dalam beberapa posisi.
Penderitaan dalam posisi sebagai seorang pelajar yang saya rasakan paling utama dalam masalah nilai.  Nilai yang tidak memuaskan sering membuat saya kesal, padahal saya sudah belajar dengan baik namun hasil yang saya dapat tidak seperti apa yang saya harapkan. Hal tersebut membuat saya frustasi. Hal yang paling sering saya alami setelah mengetahui hasil yang saya dapatkan tidak memuaskan adalah menyalahkan orang lain bahkan menyalahkan keadaan yang ada.
Saya selalu merasa benar karena saya tidak bisa menerima kesalahan yang saya buat sendiri. Puncak dari penderitaan ini ada pada masa-masa lulus dari sekolah dasar,sekolah menengah pertama,dan sekolah mengengah atas, ketika saya harus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan saya gagal menjadi murid disekolah yang saya inginkan.
Kegagalan yang saya alami memang membuat saya kecewa, bahkan sangat kecewa. Terkadang terpikir bahwa saya memang dilahirkan sebagai orang yang tidak akan mampu mendapatkan apa yang saya inginkan. Terbukti dari kegagalan yang selama ini saya alami, seakan-akan memang menunjukkan saya tidak mampu bersaing dengan orang lain.
Melihat orang yang mendapatkan apa yang mereka inginkan, dalam hal ini sekolah atau institusi pendidikan yang mereka inginkan membuat saya semakin kecewa. Kecewa pada kemampuan diri sendiri, kecewa pada sistem pendidikan yang mempersulit saya untuk masuk ke sekolah yang saya inginkan dengan membuat peraturan yang gagal saya lewati sebagai tuntutan untuk bisa mnjadi murid disekolah yang saya inginkan.

Penderitaan yang saya alami tidak hanya datang dari diri sendiri, tapi juga dari orang tua saya. Karena kegagalan saya orang tua saya pun kecewa meskipun mereka tidak menunjukkannya secara langsung namun saya mengerti dan dapat merasakannya. Melihat mereka kecewa, mengingat akan kegagalan saya, rasanya sungguh menyakitkan. Setiap hari dihantui oleh kegagalan membuat saya terkadang bingung apa sebenarnya arti adanya saya dalam hidup ini jika saya terus menderita karena hanya takut gagal lagi.
Semakin saya kecewa semakin saya sadar betapa bodohnya saya. Menghadapi apa yang tidak bisa ubah memang membuat siapapun akan putus asa. Ditengah keputus asaan itu saya melihat adanya sebuah harapan dalam pemikiran saya. Yang telah terjadi memang tidak bisa diubah karena itu ada di masa lalu tapi apa yang belum terjadi dapat saya tentukan sendiri untuk terjadi atau tidak  karena hal itu ada di masa depan.
Dengan tanpa melupakan Tuhan saya mencoba kembali berdiri menghadapi masalah yang telah membuat saya menderita. Saya berusaha melawan semua pemikiran negatif yang menghantui kepala saya. Dengan bantuan dari orang tua yang selalu memberikan dukungan dan nasihat yang baik kepada saya, saya mampu membuat penderitaan akibat kegagalan tersebut menjadi sebuah pelajaran dalam hidup saya.
Tak peduli berapa kalipun gagal, masa depan yang penuh kebahagiaan selalu menanti orang-orang yang mau berusaha untuk menggapainya. Hal inilah yang saya lakukan sekarang, saya berusaha untuk menata masa depan dengan belajar semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan saya.

“Orang yang bodoh tak pernah belajar dari kesalahannya, orang yang cerdas belajar dari kesalahannya sendiri, dan orang bijak belajar dari kesalahan orang lain”.



I.       Daftar Pustaka
Ebook IBD Gunadarma

0 komentar:

Posting Komentar

 
;