Senin, 09 Oktober 2017

PROFAUNA


               PROFAUNA (Protection of Forest & Fauna) Indonesia adalah organisasi perlindungan hutan dan satwa liar yang didirikan oleh dua orang aktivis lingkungan yaitu Rosek Nursahid dan Made Astuti pada tahun 1994 di Kota Malang, Jawa Timur, Indonesia. Rosek dan Made adalah seorang biolog yang sejak muda gemar mengunjungi tempat-tempat yang menjadi habitat satwa liar. Pada awalnya PROFAUNA bernama Konservasi Satwa Bagi Kehidupan, yang kemudian pada tahun 2002 berubah nama menjadi PROFAUNA Indonesia.
              Ide pendirian PROFAUNA muncul setelah pada tahun 1990-an Rosek mengunjungi beberapa pasar burung di Jakarta. Di pasar burung tersebut Rosek menemukan banyak satwa langka yang dijual bebas, seperti orangutan, siamang, kakatua, beruang madu, cendrawasih, dll. Padahal semestinya perdagangan satwa langka itu terlarang karena satwa-satwa tersebut telah dilindungi undang-undang.
              Keprihatinan akan maraknya perdagangan satwa langka itu yang mendorong Rosek dan Made mendirikan PROFAUNA yang kemudian kini menjadi organisasi grassroot terbesar di Indonesia untuk perlindungan satwa liar. Pada tahun 2014, PROFAUNA memperbesar porsi kampanye perlindungan hutan Indonesia, selain tentu saja tetap berjuang juga untuk pelestarian satwa liar. Meningkatnya perhatian PROFAUNA akan isu hutan tersebut ditandai dengan bergantinya logo PROFAUNA dari logo bergambar seekor lutung menjadi logo yang dipakai sekarang ini yaitu bergambar hutan dan primata.
            Organisasi ini beranggotakan orang-orang yang memiliki kesamaan dalam pemahaman mengenai pelestarian alam. Keanggotaan dalam organisasi ini aak berbeda dengan organisasi biasanya, dalam organisasi ini anggotanya dikenal dengan istilah supporter. Sebelum bisa menjadi seorang supporter orng yang ingin mendaftar harus mengirimkan formulir pendaftaran kepada pihak PROFAUNA dan kemudian membayar donasi minimal sebesar Rp 100.000. Supporter yang memang serius dapat memiliki KTS  atau kartu tanda supporter, kartu ini tidak dapat diperoleh sembarangan karena harus melewati tes terlebih dahulu. Proses untuk mendapatkan KTS adalah dengan mengikuti pendidikan dan latihan dasar yang disebut PROFAUNA CAMP yang dilakukan setiap dua tahun sekali di Malang, apabila lulus maka akan mendapatkan KTS dan bila tidak maka dapat mencoba kembali di PROFAUNA CAMP dua tahun yang akan datang.

Sumber : PROFAUNA

1 komentar:

Miliana mengatakan...

lengkap sekali kak infonya makasih

beda tapioka dan maizena

Posting Komentar

 
;