Ilmu Budaya Dasar
Nama : Lungun Ali Rusky Simbolon
NPM : 36414168
Kelas
: 1ID06
Fakultas
: Teknologi Industri
Jurusan
: Teknik Industri
Daftar Isi
Cover
……………………………………….……………….………… 1
Daftar
Isi…………………………………,…………….…………….. 2
1. Pengertian kegelisahan………….………………………………….
3
2. Sebab-sebab
orang gelisah.……………......…………………….. 5
3. Usaha-usaha mengatasi kegelisahan………………………………..
5
4. Keterasingan…………………………………..…..……………..…. 5
5.
Kesepian .….…………………………….……………..….............
6
6. Ketidakpastian…………………………………………………….. 6
7. Sebab-sebab terjadi ketidakpastian………………………………. 7
8. Usaha-usaha penyembuhan ketidakpastian…………………………. 9
9. Pengalaman pribadi………………………………………………….. 10
10. Daftar pustaka………………………………………………………. 13
Manusia dan Kegelisahan
1. Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang
berarti tidak tenteram hatinya, selalu khawatir,atau cemas. Kegelisahan hanya bisa diperhatikan
dari tingkah laku atau gerak-gerik seseorang ketika berada dalam situasi
tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari kegelisahan dapat juga diatikan sebagai
kecemasan, kekhawatiran, ataupun ketakutan.
Sigmund Freud ahli psikoanalisaberpendapat,
bahwa ada tiga jenis kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan
(obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
a.
Kecemasan obyektif
Kecemasan obyektif merupakan sebuah pengalaman
perasaan atas suatu bahaya dari dunia luar. Bahaya sendiri adalah sebuah
keadaan lingkungan yang mengancam untuk mencelakakan. Kecemasan obyektif dapat
berasal dari pengalaman akan bahaya maupun dari sifat bawaan dalam arti
kecemasan tersebut mewarisi kecenderungan untuk takut apabila berada dalam
kondisi atau keadaan tertentu.
Contoh:
Seseorang yang pernah mengalami kecelakaan
kendaraan bermotor dan mengalami kenyataan dimana ia terluka sangat parah
memiliki kemungkian untuk merasa takut ketika harus berpergian dengan kendaraan
bermotor. Hal ini terjadi karena orang tersebut merasa sangat ketakutan apabila
mengingat kejadian tersebut dan membayangkan kejadian tersebut terjadi kembali
bila ia naik kendaraan bermotor sehingga ia tidak pernah lagi mau naik
kendaraan bermotor
b.
Kecemasan neorotis
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang
bahaya naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi menjadi tiga
macam, yaitu :
-
Kecemasan yang timbul karena
penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan ini timbul karena orang takut
terhadap pemikirannya sendiri, dirinya sendiri atau bagian dari dirinya.
-
Kecemasan dalam bentuk
ketakutan yang tegang dan irasional (phobia).
Bentuk umum dari phobia adalah ketakutan atau kegelisahan yang berlebihan pada
sesuatu. Hal ini dapat timbul karena pengalaman traumatis seseorang akan sebuah
benda atau suatu kondisi tertentu.
-
Ketakutan yang berbentuk
gagap, gugup, dan sebagainya. Ketakutan ini muncul secara tiba-tiba tanpa ada
provokasi yang jelas dan sebagai bentuk menenangkan diri yang bertujuan untuk
membebaskan seseorang dari kecemasan neorotis dengan melakukan sesuatu yang dikehendaki
oleh id meski ego dan super ego melarangnya.
c.
Kecemasan moril
Kecemasan moril berasal dari dalam pribadi
seseorang. Dalam diri tiap manusia terdapat berbagai emosi seperti iri, benci,
dendam, dengki, dan lain-lain. Ketika seorang manusia memiliki kekurangan pada
dirinya maka ia akan mulai terbatas atau tersisihkan dalam pergaulannya. Ketika
hal ini terjadi ia mulai menganggap orang-orang yang memiliki kelebihan
dilingkungannya adalah musuh bagi dirinya. Ketidakmampuannya untuk menyamai
orang dilingkungannya tersebut akan menimbulkan kecemasan moril.
2.
Sebab-sebab orang gelisah
Bila diteliti lebih dalam, orang-orang gelisah
pada hakekatnya dikarenakan mereka takut apabila kehilangan hak-haknya, hal ini
merupakan bentuk dari sebuah ancaman, baik dari luar maupun dari dalam. Ketika
seseorang mengetahui berita mengenai sebuah penyakit baru yang belum ada
obatnya dan penyakit tersebut muncul di daerah yang tidak terlalu jauh dari
tempat tinggalnya maka ia akan merasa gelisah karena berita ini dianggap sebagai
sebuah ancaman bagi keselamatan nyawanya meskipun berita ini belum terbukti
benar adanya.
3.
Usaha-usaha mengatasi
kegelisahan
Dalam mengatasi kegelisahan yang harus
dilakukan pertama kali adalah bersikap tenang. Ketika kita tenang maka kita
akan berpikir lebih jernih mengenai sebuah masalah sehingga mampu menghadapi
kegelisahan itu sendiri. Mempersiapkan diri untuk menghadapi kegelisahan
merupakan sebuah cara yang cukup baik untuk menghadapi kegelisahan. Ketika kita
telah mempersiapkan diri untuk menghadapi sebuah kondisi yang mengancam dengan
hati yang tabah dan bersedia menerima segala akibatnya maka kegelisahan
tersebut akan berkurang atau hilang sama sekali. Berserah kepada Tuhan adalah
cara terbaik dalam menghadapi segala kegelisahan. Kita harus percaya bahwa
diabalik segala kegelisahan dan ketakutan yang kita alami ada Tuhan yang
menopang kita dari belakang untuk melewatinya.
4.
Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, kata
terasing sendiri berasal dari kata asing. Kata asing berarti sendirian, tidak
dikenal orang lain, sehingga terasing berarti sebuah keadaan tersisihkan dari
suatu kelompok.
Penyebab keterasingan adalah perilaku yang
tidak dapat diterima atau diluar norma suatu kelompok atau masyarakat yang
sifatnya bertentangan dengan atau menyentuh nilai-nilai kemanusiaan.
Keterasingan dapat bersifat dipaksakan oleh suatu kelompok masyarakat dengan
tujuan agar orang yang terasing ini tidak lagi membuat orang lain gelisah
akibat tingkah lakunya yang tidak dapat diterima kelompok tersebut dan supaya
orang yang terasing tersebut sadar lalu berubah tingkah lakunya.
Kekurangan pada diri seseorang juga dapat
menjadi kunci dari keterasingannya sendiri. Karena ketidakmampuannya
beradaptasi dengan masyarakat sekitarnya atau karena melakukan kesalahan akan
berpengaruh pada nama baik yang dimilikinya. Ketika orang tersebut tidak mampu
menyesuaikan diri atau melakukan suatu kesalahan maka ia akan merasa gelisah
karena terus memikirkan akan masa depannya yang terancam.
5.
Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti
sunyi atau lengang, kesepian berarti sebuah rasa kesunyian dalam diri. Kesepian
dan keterasingan bila dilihat sekilas terasa hampir mirip, hanya saja terdapat
sebuah garis pemisah diantara keduanya, yaitu sebab dan akibat. Kesepian merupakan
akibat dari keterasingan individu dimana ia terasing karena tingkah lakunya
yang tidak dapat diterima oleh suatu masyarakat atau karena individu tersebut
merasa rendah diri sehingga ia merasa malu atau merasa tidak berharga dan
akhirnya lebih memilih untuk hidup sendiri.
6.
Ketidakpastian
Ketidak pastian berasal dari kata tidak pasti
yang berarti tidak menentu, berubah-ubah, tidak jelas. Ketidak pastian berarti
keadaan tidak menentu akibat pikiran yang tidak bisa konsentrasi. Ketidak
pastian akan suatu hal yang dinanti membuat orang gelisah, apalagi ketika hal
yang ditunggu ini adalah hal yang bersangkutan atau mengancam diri yang
menunggu.
7.
Sebab-sebab terjadi
ketidakpastian
Orang yang pikirannya sedang terganggu tidak
dapat berpikir secara baik, apalagi mengambil keputusan. Dalam berpikir manusia
mendapat masukan-masukan lain dari lura dirinya sehingga jalan pikirannya
semakin kacau karena banyaknya masukan yang membuat pikirannya penuh. Mereka
yang pikirannya terganggu menampakkan tanda-tanda obsesi, phobia, delusi,
gerakan-gerakan gemetar, kehilangan pengertian, kehilangan kemampuan untuk
menyimpulkan sesuatu.
a.
Obsesi
Obsesi adalah gejala neurosa jiwa, yaitu adanya
pemikiran atau perasaan yang kuat dan terus menerus, biasanya pemikiran atau
perasaan tentang hal-hal yang tidak menyenangkan. Seseorang yang sudah
sejahtera hidupnya terkadang berpikir aka nada orang yang menghancurkan
hidupnya yang sudah sejahtera, pikiran itu terus ada dan terus membayangi
hidupnya.
b.
Phobia
Phobia adalah rasa takut yang berlebihan dan
tak terkontrol akan suatu hal atau kejadian yang tidak diketahui
sebab-sebabnya.
c.
Kompulasi
Kompulasi adalah rasa keragu-raguan tentang apa
yang sudah dilakukan sehingga ada dorongan untuk melakukan hal serupa yang
sudah dilakukan berkali-kali.
d.
Histeria
Histeria adalah neurosa jiwa yang disebabkan
oleh tekanan mental, pengalaman pahit, tidak mampu menguasi diri, sugesti dari sikap orang lain. Orang yang
terkejut dengan sangat oleh sebuah kenyataan yang tidak mampu diterimanya saat
itu juga dapat tidak sadarkan diri karena tidak mampu menguasai dirinya.
e.
Delusi
Delusi menunjukkan pikiran yang tidak beres
karena berdasar dari suatu keyakinan palsu. Tidak mampu menggunakan akal sehat,
tidak ada dasar kenyataan dan dasar pengalaman. Delusi ada tiga macam, yiatu :
-
Delusi persekusi :
Menganggap
kadaan sekitarnya buruk. Sehingga ia tidak mau tahu tentang lingkungan
sekelilingnya terutama lingkungan masyarakatnya.
-
Delusi keagungan :
Menganggap
dirinya penting dan besar, merasa bahwa orang lain rendah dan tak pantas ada sejajar
dengannya, biasanya disertai dengan gila hormat.
-
Delusi melankolis :
Merasa dirinya
rendah, hina, dan berdosa yang dapat mengakibatkan buyuten atau delirium
trements yaitu hilangnya kesadaran dan
menyebabkan otot-otot tak berkuasa lagi.
f.
Halusinasi
Halusinasi adalah khayalan yang muncul tanpa
adanya rangsangan pancaindera. Dengan sugesti dari diri sendiri orang juga
dapat berhalusinasi. Terkadang orang yang mengalami halusinasi mendapat tekanan
pada dorongan-dorongan dasarnya, sehingga dorongan tersebut menemukan target.
g.
Keadaan emosi
Dalam keadaan tertentu khususnya dalam keadaan
tertekan emosi akan sangat berpengaruh pada tindakan maupun cara pandang
seseorang. Hal ini akan nampak pada keseluruhan pribadinya dimana tindakan atau
sikapnya berbeda dari yang biasanya, sikapnya dapat berupa apatis, terlalu
gembira, tidak bersemangat, gelisah, resah, menyendiri.
8.
Usaha-usaha penyembuhan
ketidakpastian
Untuk mengobati pikiran yang kacau atau pikiran
yang terganggu tergantung dari keadaan mental si penderita sendiri. Jalan yang
paling baik adalah membawa penderita ke psikolog untuk mendapat pertolongan
yang lebih lanjut.
Bila penyebabnya jelas maka mudah untuk
mengobatinya. Phobia bisa dilatih dengan membiasakan penderita mengahadapi
ketakutannya sedikit demi sedikit.
9.
Pengalaman pribadi
Kegelisahan merupakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. Kegelisahan itu sangat menyiksa, membuat hidup menjadi tidak
tenang. Semakin dipikirkan maka kegelisahan itu akan semakin kuat. Meski begitu
kegelisahan harus tetap dihadapi karena bila tidak maka kegelisahan itu akan
terus menyiksa kita lebih parah lagi.
Kegelisahan yang pernah saya alami berbagai
macam bentuknya, namun pada dasarnya semua diawali karena rasa takut akan suatu
hal. Ketika saya takut menghadapi suatu keadaan atau kondisi maka pikiran saya
akan langsung menuju kearah negatif atau hanya membayangkan kondisi terburuk
yang mungkin akan saya alami.
Waktu kecil dengan waktu dewasa ini kegelisahan
tetap saya alami, hanya saja reaksi waktu saya kecil dengan reaksi saya
sekarang ini saat mengalami kegelisahan telah berbeda. Dulu saya hanya bisa
menangis atau diam apabila saya merasa gelisah karena saya tidak bisa berpikir
dengan tenang dan rasa takut terlanjur menguasai pemikiran saya, namun sekarang
semakin dewasa saya sudah bisa mengatur diri untuk lebih siap dalam menghadapi
kegelisahan tanpa membiarkan rasa takut menguasai dan menerima segala
konsekuensi dengan tabah.
Saya masih ingat ketika masih di sekolah dasar
saya pernha mendapat nilai yang buruk, saya takut untuk pulang karena takut
dimarahi, selama diperjalanan pulang langkah kaki saya terasa berat dan saya
mulai keringat dingin. Ketika sampai dirumah saya ditanya orang tua saya kenapa
saya tampak pucat, ketika itu saya tergagap menjawabnya karena sangat
ketakutan, akhirnya dengan terbata-bata saya memberitahu orang tua saya yang
sebenarnya terjadi, saat itu saya tidak bisa menahan tangis karena saya pikir
akan dimarahi namun ternyata salah, orang tua saya hanya memaklumi nilai saya
yang buruk dan berkata bahwa itu adalah sebuah proses pembelajaran.
Semakin dewasa, ketika saya menghadapi
kegelisahan tidak lah sama seperti waktu di sekolah dasar dulu. Seperti waktu
menunggu hasil kelulusan UN SMA beberapa bulan lalu. Saat–saat menunggu hasil
tersebut adalah hal yang sangat tidak menyenangkan karena tidak sehari pun saya
lewati dari kegelisahan, setiap hari selalu terlintas pikiran bahwa saya tidak
akan lulus UN, namun ketika kegelisahan itu datang yang saya lakukan adalah
memikirkan hal lain yang positif seperti kedua orang tua saya yang akan selalu
ada apapun yang terjadi. Ketika kegelisahan itu datang saya juga mengisi waktu
dengan hal yang positif untuk mengurangi kegelisahan itu. Namun yang paling
berarti buat saya saat itu adalah saya berserah penuh kepada Tuhan. Saya juga
pasrah akan apapun hasil yang akan saya terima dan saya telah mempersiapkan mental
dan segala rencana yang dibutuhkan untuk mengantisipasi hasil terburuk yang
mungkin akan saya alami dan mengubahnya menjadi hasil yang lebih baik meski
tidak akan langsung terasa saat itu juga.
Cara yang terbaik ketika mengalami kegelisahan
adalah berserah penuh kepada Tuhan karena ketika kita berserah maka ketenangan aka
nada dalam pikiran kita. Mengisi waktu dengan hal yang positif juga baik
dilakukan agar kegelisahan itu tidak terus-menerus dipikirkan. Bercerita pada
orang lain atau mencurahkan isi hati kepada orang lain juga baik karena selain
kita dapat bertukar pikiran kita juga bisa mendapatkan masukan-masukan yang berguna
untuk menghadapi kegelisahan yang ada.
10.
Daftar pustaka
Ebook Gunadarma
0 komentar:
Posting Komentar