Minggu, 16 November 2014

Manusia dan pandangan hidup

Ilmu Budaya Dasar


Nama          : Lungun Ali Rusky Simbolon
NPM : 36414168
Kelas : 1ID06
Fakultas : Teknologi Industri
Jurusan : Teknik Industri
Daftar Isi


Cover ……………………………………….……………….…………         1
Daftar Isi.…………………………………,…………….……………..          2
A. Pengertian pandangan hidup.…….………………………………….         3
B. Cita-cita…………………….……………......……………………..        4
C. Kebajiakn………………..………….………………………………..         5
D. Usaha/perjuangan……………………..…..……………..…………...         7
E. Keyakinan/kepercayaan……………………….……………..…..........        7
F. Langkah-langkah berpandangan hidup yang baik…………….......     10
G. Pengalaman pribadi…………………………………………………       12
H. Daftar pustaka….…………………………...………………………..       14

  


Manusia dan Pandangan Hidup


A.   Pengertian pandangan hidup
Dalam kehidupan manusia pandangan hidup adalah hal yang penting. Pandangan hidup merupakan suatu pendapat atau arahan yang dipakai oleh manusia sebagai acuan maupun pedoman dalam menjalani kehidupan. Pandangan hidup merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Pandangan hidup tidak datang begitu saja, ia merupakan hasil pemikiran yang telah teruji dalam waktu lama dan  terus-menerus. Hasil pemikiran ini dapat diterima oleh akal sehingga dapat diterima karena merupakan kebenaran, oleh karena itu hasil pemikiran tersebut dijadikan sebagai pedoman hidup bagi manusia.
Pandangan hidup dibagi menjadi tiga macam berdasarkan asalnya, yaitu :
a.       Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
b.      Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat dalam negara tersebut.
c.       Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Bila pandangan hidup tersebut diterima dan didukung oleh sekelompok orang, maka pandangan hidup tersebut disebut sebagai ideologi. Pandangan hidup pada dasarnya mengandung unsur-unsur akan cita-cita, kebajikan, dan keyakinan. Tujuan dari adanya pandangan hidup adalah segala hal yang baik, yang mensejahterakan, kedamaian, dan kebahagian.

B.   Cita-cita
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, cita-cita adalah keinginan, harapan,tujuan yang selalu ada di pikiran. Cita-cita merupakan pandangan akan masa depan, dimana ia selalu berkembang semakin tinggi seiring berjalannya waktu. Apabila sebuah cita-cita belum atau tidak mungkin terwujud maka disebut sebagai angan-angan.
Dalam menggapai cita-cita terdapat tiga faktor yang mempengaruhi tercapainya sebuah cita-cita, yaitu :
Faktor manusia
Keberhasilan dalam menggapai cita-cita ditentukan oleh kualitas dari manusia itu sendiri. Ada orang yang hanya berkeinginan saja sehingga cita-citanya hanya menjadi angan-angan. Kualitas manusia dilihat dari bagaimana ia berusaha untuk menggapai cita-citanya. Kebanyakan orang hanya berangan-angan tanpa mengeatahui batasan kemampuannya sendiri.
Faktor kondisi
Kondisi dapat menghambat maupun membantu tercapainya sebuah cita-cita. Faktor kondisi yang menghambat adalah kondisi yang mempersulit tercapainya sebuah cita-cita, sedangkan faktor kondisi yang membantu adalah kondisi yang mempermudah atau memperlancar tercapainya sebuah cita-cita.
Faktor tingginya cita-cita
Tingginya sebuah cita-cita yang dimiliki oleh seseorang juga menjadi faktor yang menentukan tercapai atau tidaknya cita-cita tersebut. Bila cita-cita yang tinggi tidak disertai oleh kemampuan atau kualitas manusia yang baik maka cita-cita itu tidak akan terwujud. Ketika seseorang sadar akan kemampuannya maka ia akan lebih realistis dalam memikirkan cita-citanya, sehingga kemungkinan cita-citanya tercapai akan lebih besar, hal ini layaknya sebuah pepatah yaitu “bayang-bayang setinggi badan” atau dalam hal ini cita-cita yang sepadan dengan kemampuan.
C.   Kebajikan
Kebajikan pada dasarnya sama dengan perbuatan moral yang berarti perbuatan yang mendatangkan kebaikan. Sebagai makhluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk bagi dirinya. Baik buruknya sesuatu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah sesuatu yang layaknya sebuah bisikan yang selalu mendesak seseorang untuk menimbang, dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan atau tingkah laku, dalam hal ini suara hati bertindak sebagai hakim atas diri sendiri. Segala yang keluar dari suara hati adalah hal yang baik.
Untuk mengerti akan kebajikan, kita harus melihat manusia dalam tiga sisi, yaitu manusia sebagai makhluk pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat, dan manusia sebagai makhluk Tuhan.
Sebagai makhluk pribadi, manusia dapat menentukan mana yang baik dan mana yang buruk melalui suara hatinya. Suara hati selalu menginginkan hal yang baik, namun terkadang manusia tidak mau mendengarkan suara hatinya, dan lebih memilih kepada hal yang tidak baik. Ketika suara hati membisikan suatu hal yang baik namun dan melakukannya maka kita berbuat kebajikan. Sebaliknya, bila suara hati membisikan yang baik namun kita hanya seolah-olah mendengarnya, maka munafiklah kita.
Manusia sebagai anggota masyarakat berarti manusia tersebut terikat dengan sebuah kelompok masyarakat. Masyarakat adalah kumpulan dari pribadi-pribadi yang berbeda, sehingga pada hakekatnya setiap suara masyarakat adalah suara hati tiap pribadi-pribadi anggota masyarakat.
Manusia sebagai makhluk Tuhan manusia tidak boleh hanya mendengarkan suara hatinya tapi juga harus mendengarkan suara hati Tuhan. Tuhan selalu memberitahukan manusia untuk melakukan hal yang baik dan menghindari melakukan hal yang buruk. Suara Tuhan berbentuk hukum Tuhan atau agama.
Kebajikan adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa yang baik, bertingkah baik, ramah terhadap siapapun, berpakaian sopan. Ada pula kebajikan yang semu, dimana ada kejahatan yang terselubung dibalik sebuah kebajikan, hal ini biasanya dilakukan oleh orang-orang munafik. Kebajikan tiap manusia sirasakan melalui tiap tingkah lakunya, karena tngkah laku berasal dari pandangan hidup maka tiap orang memiliki tigkah lauk tersendiri.
Faktor-faktor yang menentukan bagaimana tingkah laku seseorang ada tiga hal, yaitu :
Faktor pembawaan (heriditas) merupakan hal yang diturunkan oleh orang tua. Tiap anak memiliki tingkah laku yang berbeda-beda karena sel-sel benih yang mengandung faktor penentu (determinan) berjumlah sangat banyak sehingga pada saat konsepsi faktor penentu tersebut berkombinasi dan menghasilkan faktor pembawaan yang bermacam-macam pada tiap anak.
Faktor lingkungan juga merupakan hal yang menentukan tingkah laku seseorang. Keluarga merupakan lingkungan pertama dari tiap manusia, lingkungan kedua adalah sekolah dan lingkungan ketiga adalah masyarakat. Lingkungan mampu membentuk jiwa seseorang karena tiap hari orang harus menghadapi lingkungan tersebut sehingga tiap manusia terbiasa dengan lingkungan yang ada.
Faktor pengalaman adalah faktor ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang. Pengalaman yang dialami baik pengalaman positif maupun pengalaman negatif menjadi sebuah bekal pertimbangan dalam mengambil sebuah tindakan.


D.   Usaha / perjuangan
Usaha merupakan kerja keras untuk mencapai cita-cita. Perjuangan/usaha merupakan bagian dari hidup manusia, dimana manusia berjuang dengan bekerja keras untuk apa yang dicita-citakannya. Kerja keras tersebut dapat dilakukan menggunakan otak ataupun dengan jasmani. Orang yang bekerja menggunakan otak biasanya adalah orang-orang terpelajar yang menguasai ilmu tertentu seperti guru atau ilmuwan, sedangkan orang yang biasanya bekerja menggunakan jasmani atau dalam hal ini tenaga adalah orang yang kerjanya tidak terlalu membutuhkan penguasaan akan ilmu khusus seperti buruh atau petani.
Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Bila seseorang bermalas-malasan maka ia menjatuhkan sendiri harkat dan martabatnya. Dalam bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Kemampuan yang terbatas inilah yang menyebabkan adanya perbedaan tingkat kemakmuran pada manusia. Karena manusia memiliki rasa kebersamaan dan belas kasih antara sesama manusia sehingga perbedaan kemampuan tersebut dapat diatasi bersama-sama dengan cara saling tolong-menolong atau bergotong-royong. Bila sistem tolong-menolong tersebut diangkat dalam sistem kenegaraan maka negara akan mengatur usaha/perjuangan masyarakatnya sedemikian rupa sehingga perbedaan tingkat kemakmuran yang ada tidak terlalu mencolok dimana hal ini dapat dikaji dengan pandangan hidup/ideology yang ada dianut oleh suatu negara.

E.    Keyakinan / kepercayaan
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pendangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof.DR.Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu aliran naturalism, aliran intelektualisme, dan aliran gabungan.
a.       Aliran naturalisme
Hidup manusia selalu di hubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan itu datangnya dari Tuhan. Tapi bgi orang yang tidak mempercayai adanya Tuhan natur itulah yang paling tinggi. Alam semesta dikuasai secara mutlak oleh Tuhan, manusia sebagai makhluk yang lemah, yang tidak mampu menguasai alam ini hanya bisa berencana/berusaha tapi Tuhan lah yang menentukan.
Aliran naturalisme berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak, namun yang pasti semua berdasar pada keyakinan. Bila kita yakin Tuhan itu ada, maka kita katakana bahwa Tuhan itu ada. Bagi orang yang tidak meyakini Tuhan itu ada maka hanya naturlah yang ada.
Bagi manusia yang percaya pada Tuhan maka Tuhan adalah kekuasaan yang tertinggi. Manusia hidup dengan mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agama ada dua macam yaitu :
1.      Ajaran dogmatis, yang disampaikan Tuhan melalui nabi-nabi. Ajaran agama dogmatis bersifat mutlak, terdapat dalam kitab suci dan bersifat tetap.
2.      Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikiran manusia, sifatnya relatif. Ajran agama dari pemuka-pemuka agama termasuk dalam kebudayaan, ada dalam buku-buku agama yang ditulis oleh para pemuka agama tersebut. Ajaran agama dari pemuka agama dapat berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Bila aliran naturalisme ini dikaitkan dengan pandangan hidup maka keyakinan manusia berasal dari Tuhan, sehingga pandangan hidup berasal dari ajaran Tuhan melalui agamanya. Pandangan hidup yang dilandasi oleh keyakinan bahwa kekuasaan Tuhan adalah kekuasaan tertinggi yang menentukan segala-galanya disebut pandangan hidup religius. Bila manusia tidak mengakui adanya Tuhan maka manusia itu percaya bahwa kekuatan tertinggi berasal dari natur. Pandangan hidupnya dilandasi oleh natur. Pandangan hidup yang berdasar pada natur disebut atheisme.


b.      Aliran intelektualisme
Dasar dari aliran ini adalah logika/akal manusia. Dengan akal manusia berpikir, apa yang benar menurut akal itulah yang dianggap baik. Manusia yakin dengan kekuatan pikir (akal) kebajikan dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi, teknologi adalah alat bantu untuk mencapai kebajikan yang maksimal meskipun mungkin teknologi memberikan dampak yang bertentangan dengan hati nurani.
Bila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia berawal dari akal. Pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan akan kebenaran yang dapat diterima oleh akal. Apa yang benar menurut akal itulah yang baik. Manusia dalam aliran ini percaya bahwa kebajikan hanya bisa diperoleh dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut dengan liberalisme.

c.       Aliran gabungan
Dasar dari aliran ini adalah gaib dan akal. Kekuatan gaib berarti kekuatan yang berasal dari Tuhan sedangkan akal adalah dasar kebudayaan yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai oleh akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani), sehingga apa yang benar menurut logika dapat diterima oleh hati nurani.
Apabila aliran ini dikaitkan dengan pandangan hidup maka akan ada dua kemungkinan pandangan hidup. Bila keyakinan lebih condong pada logika berpikir dan hati nurani dikesampingkan maka kekuatan Tuhan diakui namun tidak menentukan, dan logika berpikir tidak dipusatkan pada logika individu tetapi logika kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme.
Bila kekuatan gaib, akal, logika individu dan logika kolektif masing-masing mendapatkan proporsi yang seimbang maka pandangan hidup ini disebut dengan sosialisme-religius. Bila dikaji lebih jauh terdapat perbedaan diantara kedua pendang hidup ini mseki sama-sama sosialisme. Pandangan hidup sosialisme lebih menitik beratkan pada logika kolektif sedangan pandangan hidup sosialisme religius menitik beratkan pada logika berpikir kolektif individual. Dalam pandangan hidup sosialisme tidak begitu menghiraukan keberadaan Tuhan, namun pada sosialisme-religius kekuasaan Tuhan diperhatikan karena kekuasaan Tuhan dianggap menentukan.

F.    Langkah-langkah berpandangan hidup yang baik

1.      Mengenal
Mengenal adalah kodrat manusia yang merupakan tahap pertama dalam aktifitas kehidupannya dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Kita yakin bahwa setiap manusia memiliki pandangan hidup, ini berarti pandangan hidup ada sejak manusia ada. Adam dan hawa dalam hal ini adalah manusia pertamayang diciptakan Tuhan, ini berarti mereka memiliki pandangan hidup yang digunakan sebagai pedoman dalam menjalani hidupnya.   
2.      Mengerti
Mengerti merupakan tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik. Mengerti disini adalah mengerti akan pandagan hidup itu sendiri. Bila kita tidak mengerti akan apa yang dijadikan pandangan hidup maka hal itu tidak dapt dijadikan sebagai pendangan hidup. Dengan mengerti kita tahu apa yang menjadi maksud atau tujuan dari pandangan hidup itu sendiri.
3.      Menghayati
Dengan menghayati pendangan hidup maka kita akan lebih mengerti akan kebenaran pandangan hidup itu sendiri. Langkah yang dapat diambil dalam menghayati pandangan hidup disini adalah menganalisa hal-hal yang berhubungan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang lebih tahu atau berpengalaman. Dalam menghayati pandangan hidup yang terutama adalah sikap penerimaan terhadap pandangan hidup tersebut.
4.      Meyakini
Meyakini merupakan sebuah cara untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya. Dengan meyakini berarti secara langsung ada penerimaan terhadap pandangan hidup tersebut. Adanya sikap penerimaan ini membuat ada kecenderungan untuk selalu berpedoman kepadanya dalam segala tingkah laku dan perbuatanya selalu dipengaruhi oleh pandangan hidupnya. Dalam meyakini perlu adanya iman yang teguh agar ia tidak terpengaruh oleh pengaruh dari luar.
5.      Mengabdi
Melalui pengabdian kita dapat merasakan manfaat dari pendangan hidup. Perwujudan dari mengabdi dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri dan manfaat tersebut dapat dirasakan dimasa hidup maupun saat sudah meninggal (akherat). Jadi jika kita sudah mengenal, mengerti, menghayati, dan meyakini akan pandangan hidup maka sudah selayaknya diserati dengan pengabdian.
6.      Mengamankan
Proses mengamankan merupakan langkah terakhir. Langkah ini merupakan langkah yang terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu. Sebagai contoh: bila seseorang pandangan hidupnya diganggu atau dirusak oleh orang lain maka orang tersebut akan bertindak pada orang yang merusak tersebut atau berusaha bertahan dalam segala masalah yang dihadapinya demi mempertahankan pendangan hidupnya.


G.   Pengalaman pribadi

Pandangan hidup merupakan sebuah hal yang perlu dimiliki oleh tiap manusia. Pandangan hidup merupakan sebuah pedoman untuk menjalani hidup. Pandangan hidup yang dimiliki seseorang dapat menentukan baik buruknya orang tersebut. Bila pandangan hidup yang dimiliki seseorang itu baik maka baik lah tingkah laku orang tersebut, begitu juga sebaliknya, bila pandangan hidup yang dimiliki orang tersebut buruk maka buruk juga lah tingkah laku orang tersebut.
Pandangan hidup yang pertama kali saya kenal dan yang saya pegang menjadi pedoman  sampai saat ini adalah agama yang telah diajarkan oleh kedua orang tua saya sejak kecil. Sejak kecil orang tua saya mengajarkan agama kepada saya melalui berbagai cara, namun yang paling sering adalah melalui kegiatan sehari-hari.
Semakin dewasa saya mulai berpikir lebih luas mengenai pandangan hidup. Ternyata pandangan hidup yang saya tahu selama ini dapat dijabarkan lebih luas lagi. Semakin saya mengerti akan pandangan hidup maka semakin mengerti lah saya akan arti dari kehidupan saya.
Semakin dewasa maka permasalahan yang saya alami mengenai pandangan hidup semakin besar. Masalah mengenai pandangan hidup pada umumnya akan menjadi permasalahan batin. Yang paling saya rasakan adalah ketika mencoba untuk mempertahankan pandangan hidup saya agar tetap jujur ketika akan mengikuti ujian nasional.
Ketika waktu ujian semakin dekat perasaan takut tidak lulus semakin mengisi hati saya. Disaat seperti itu datang seorang teman saya menawarkan kunci jawaban ujian nasional dengan bayaran sejumlah uang. Saat itu perasaan saya campur aduk, saya ingin lulus dengan kejujuran akan kemampuan saya sendiri namun saya tahu kemampuan saya mungkin tidak cukup untuk bisa lulus dari ujian nasional. Saat teman saya menawarkan kunci jawaban tersebut iman saya untuk jujur semakin goyah, namun entah bagaimana bisa saat itu saya meminta waktu kepada teman saya untuk berpikir selama beberapa hari. Selama beberapa hari tersebut pikiran saya seakan terbolak-balik antara menerima kunci jawaban tersebut atau tidak. Sampai pada suatu titik dimana saya kembali mengingat pandangan hidup saya untuk tetap berlaku jujur apapun yang terjadi.
Sungguh berat rasanya saat saya memutuskan untuk menolak kunci jawaban tersebut karena saya harus mengalahkan rasa takut saya sendiri yang sangat besar. Setelah saya memutuskan untuk tidak menerima kunci jawaban tersebut saya hanya bisa berserah kepada Tuhan akan segala yang sudah saya lakukan selama ini dimana saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk belajar.
Tiba pada saat ujian berlangsung, saya melihat teman-teman saya mulai menggunakan kuni jawaban yang telah mereka beli dengan sejumlah uang. Saya berusaha untuk tetap jujur, meskipun saat itu teman saya ada yang menawarkan kunci jawaban secara cuma-cuma.
Ketika ujian selesai maka tiba hari pengumuman. Meski hasil yang saya dapatkan tidak terlalu baik, namun perasaan yang saya rasakan jauh lebih puas dibandingkan dengan teman-teman saya yang menggunakan kunci jawaban, karena ternyata tidak semua kunci jawaban yang merkea terima jawabannya itu benar


H.   Daftar Pustaka
Ebook Gunadarma
 


0 komentar:

Posting Komentar

 
;