Ilmu
Budaya Dasar
Nama : Lungun Ali Rusky Simbolon
NPM : 36414168
Kelas
: 1ID06
Fakultas
: Teknologi Industri
Jurusan
: Teknik Industri
1. Komposisi Manusia
Dalam
kehidupan, manusia merupakan pemegang kunci kebudayaan. Tanpa adanya manusia
maka budaya tidak akan ada. Manusia sendiri memiliki banyak definisi tergantung
dari sisi mana manusia itu dibahas. Dari sisi biologi manusia didefinisikan
sebagai makhluk berspesies homo sapiens
dan berkelas mammalia. Dari sisi fisika, manusia didefinisikan sebagai kumpulan
dari energi yang terpusat menjadi satu kesatuan fisik. Dari sisi kimia, manusia
didefinisikan sebagai kumpulan pertikel atom yang terintegrasi membentuk fisik
tubuh. Sebagai makhluk sosial manusia juga dapat dilihat dari sisi ilmu sosial.
Dalm ilmu ekonomi manusia disebut homo
economicus karena selalu memperhitungkan segala kegiatan dan dalam sisi
sosiologi manusia dikatakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat berdiri
sendiri.
Sebagai makhluk yang
kompleks, manusia terdiri dari beberapa unsur yang membangun dirinya. Terdapat
dua pandangan mengenai apa saja unsur-unsur yang membangun manusia itu.
Pandangan pertama mengatakan bahwa manusia terdiri dari 4 unsur yang saling
terkait satu sama lain, yaitu :
a.
Jasad : Tubuh biologis manusia yang dapat diraba dan
dapat dilihat mata
b.
Hayat :
Mengandung unsur kehidupan yang dapat menggerakkan tubuh.
c.
Roh :
Sebuah daya yang mengerti akan kebenaran dan bekerja secara spiritiual
serta
memiliki kemampuan untuk mencipta
d.
Nafs :
Sebuah kesadaran akan diri sendiri.
Pandangan yang kedua
mengatakan bahwa manusia sebagai satu kepribadian yang utuh meiliki tiga unsur,
yaitu :
a. Id :
Sebuah energi psikis yang terkait dengan
sex dan tidak terikat dengan dunia
luar.Id diatur oleh sebuah prinsip
mengenai kesenangan yang mencari kepuasan instingtual libidinal yang harus dipuaskan
melalui pengalaman seksual baik secara langsung ataupun tidak langsung.
b. Ego
: Bagian dari struktur
kepribadian yang berperan menjembatani Id dengan dunia
luar sehingga Id dapat dimengerti oleh
orang lain. Ego diatur oleh prinsip realitas sehingga sadar akan tuntutan dunia
luar. Ego bertugas untuk mengatur dorongan Id agar dapat dipuaskan melalui cara
yang dapat diterima oleh dunia luar.
c. Super
ego : Sebuah kesatuan akan standar moral
yang diterima oleh ego dari dunia luar
mengenai konsep postif dan negatif akan
segala sesuatunya. Super ego mangatur tentang hal-hal apa saja yang dianggap
baik dan buruk sehingga apabila terjadi penyimpangan dari hal yang dianggap baik
maka akan menyebabkan dikenakannya sanksi.
1.1
Hakekat Manusia
Sebagai makhluk hidup
manusia memiliki ketentuan dasar dalam kehidupannya. Manusia memiliki ketentuan
dasar yang terkait akan keberadaanya di dunia ini.
A.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan
yang memiliki kesatuan atas tubuh dan jiwa.
Manusia
terdiri dari dua bagian utama, yaitu tubuh dan jiwa. Tubuh merupakan sebuah
materi yang menjadi tempat dari jiwa. Tubuh bersifat real dan bersifat tidak abadi. Ketika manusia mati, maka tubuh akan
hancur dan jiwa akan kembali kepada Tuhan yang merupakan pemberi kehidupan itu
sendiri. Jiwa bersifat tidak real dan
abadi sehingga jiwa tidak mengalami kehancuran seperti tubuh.
B.
Manusia sebagai makhluk yang paling
sempurna.
Manusia
dibekali dengan akal oleh Tuhan ketika tercipta di dunia. Akal inilah yang
merupakan alasan utama mengapa manusia dikatakan sebagai makhluk yang paling
sempurna. Dengan adanya akal manusia mampu mengolah segala sesuatu yang ada
disekitarnya dengan sangat baik. Dengan akal manusia mampu menciptakan berbagai
ilmu dan teknologi yang mampu mempermudah kehidupannya. Selain akal manusia
juga mempunyai perasaan dan kehendak. Dengan perasaan manusia menciptakan
kesenian. Perasaan dibagi kedalam dua jenis, yaitu perasaan inderawi dan
rohani. Perasaan inderawi didasarkan pada rangsangan pada panca indera.
Perasaan rohani didasarkan pada perasaan luhur yang hanya dimiliki oleh manusia
yang membuat manusia mengerti akan pengetahuan (intelektual), keindahan
(estetis), kebaikan (etis), harga diri, sosialisasi, dan keTuhanan. Adanya
kehendak pada diri manusia membuat manusia mampu menciptakan perilaku yang baik
menurut moral.
C.
Manusia sebagai makhluk hayati yang
berbudaya.
Manusia
merupakan hasil dari interaksi unsur-unsur hayati dan budayawi. Sebagai makhluk
hayati manusia dapat dilihat dari sisi ilmu biologi, kimia, dan fisika,
sedangkan sebagai makhluk budayawi manusia dapat dilihat dari sisi ilmu sosial
dan kesenian.
2. Kebudayaan
Kebudayaan
memiliki asal kata dari bahasa sansekerta yaitu budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin budaya
berasal dari kata colere yang berarti
mengolah tanah. Dari pengertian tersebut budaya dapat dikatakan sebagai segala
usaha manusia yang berasal dari akal budinya untuk mengolah tanah tempat
tinggalnya. E.B.Tylor (1871) seorang
antropolog mengatakan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan
lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan manusia sebagai anggota
masyarakat
Selo
Soemarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya manusia yang melahirkan teknologi
digunakan untuk menguasai alam sekitarnya, sehingga hasil dari alam tersebut
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat. Rasa menghasilkan ketentuan
dan nilai yang berguna untuk mengatur masalah-masalah yang ada dalam
masyarakat. Cipta merupakan kemampuan berpikir masyarakat yang menghasilkan
ilmu pengetahuan serta filsafat kehidupan.
2.1
Unsur-unsur Budaya
Unsur
budaya yang akan dibicarakan disini lebih mengacu kepada apa saja sesungguhnya kebudayaan
itu. Setiap bangsa memiliki unsur besar serta unsure kecil dalam yang menjadi
kesatuan dalam kebudayaannya. C.Kluckhohn
di dalam karyanya yang berjudul “Universal Categories Of Culture” mengemukakan
bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu :
a. Sistem
Religi
Hasil dari kecerdasan berpikir manusia
yang percaya akan adanya kekuatan diluar kekuatannya sendiri yang maha besar
sehingga manusia takut dan menyembahnya. Hal inilah yang menjadi dasar
kepercayaan yang sekarang menjadi agama
b. Sistem
Organisasi Masyarakat
Lahir dari kesadaran manusia bahwa
dirinya sendiri lemah sehingga manusia menciptakan organisasi masyarakat untuk
saling bekerja sama demi menutupi kelemahan tersebut.
c. Sistem
Pengetahuan
Berasal dari akal pikiran manusia yang
mengkaji segala sesuatunya sehingga lahirlah pengetahuan. Pengetahuan dapat
diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain.
d. Sistem
Mata Pencaharian Hidup dan Sistem-Sistem Ekonomi
Hasil pemikiran manusia yang bertujuan
untuk memajukan tingkat kehidupan manusia.
e. Sistem
Teknologi dan Peralatan
Berasal dari kesulitan manusia dalam
menghadapi masalah yang ada pada kehidupannya sehari-hari. Akal manusia mencari
cara untuk melewati masalah tersebut dengan menciptakan berbagai teknologi dan
perlatan yang mampu mempermudah manusia untuk mengahdapi masalah yang ada.
f. Bahasa
Sebuah kemampuan manusia untuk
berkomunikasi dengan kode tertentu yang disempurnakan untuk penggunaan
sehari-hari dengan sesame manusia. Awalnya bahasa berbentuk lisan dan
berkembang ke bahasa tulisan.
g. Kesenian
Setelah manusia memenuhi kebutuhan fisiknya, manusia
juga butuh memenuhi kebutuhan psikisnya. Kebutuhan psikis manusia sendiri
beragam, namun dapat diartikan sebagai kebutuhan manusia akan keindahan, dan
keindahan tersebut dapat dipenuhi melalui kesenian.
2.2
Wujud
budaya
Menurut dimensi
wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu :
a.
Kompleks Gagasan, Konsep, dan Pikiran Manusia
Disebut
sebagai sistem budaya, bersifat abstrak, dan terdapat pada pemikiran tiap
manusia yang menganutnya.
b.
Kompleks Aktifitas
Disebut
sebagai sistem sosial. Sebuah bentuk interaksi yang bersifat kongkret dan dapat
diamati. Sistem sosial berisikan interaksi sesama manusia yang beralngsung
terus menerus berdasar pada norma dan adat istiadat tertentu.
c.
Wujud Sebagai Benda
Aktivitas
karya manusia menghasilkan berbagai benda yang berguna bagi kehidupannya.
Kebudayaan dalam bentuk fisik dapat disebut sebagai kebudayaan fisikyang
mencakup benda diam maupun benda bergerak.
3. Manusia dan Kebudayaan
Manusia
dan budaya merupakan dua hal yang saling berkaitan, namun yang memegang kunci
utamanya adalah manusia, karena manusia yang menciptakan budaya. Manusia dan
budaya dapat dikatakan sebagai satu kesatuan meskipun keduanya berbeda, karena
ketika manusia menciptakan sebuah budaya, maka budaya itu akan mengatur
kehidupan manusia, hal inilah yang membuat manusia dan budaya menjadi satu.
Ketika
membicarakan kebudayaan maka yang kita bicarakan adalah sebuah cita-cita atau
harapan yang diinginkan pembuat budaya tersebut. Dalam istilah lainnya sebuah
budaya merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri, karena apa yang
terkandung dalam suatu budaya tidak akan jauh dari apa yang diharapkan oleh
manusia yang membuat kebudayaan tersebut.
Hubungan
manusia dengan budaya dapat disetarakan dengan hubungan antara manusia dengan
masyarakat yang keduanya saling terkait. Proses keterakitan tersebut tercipta
melalui tiga tahap, yaitu :
a. Eksternalisasi : Proses dimana manusia mengekspresikan
dirinya dengan
membangun dunia yang ada disekitarnya.
Dalam proses ini masyarakat menjadi sebuah kenyataan yang dibuat oleh manusia.
b. Obyektivasi : Proses dimana masyarakat menjadi
sebuah realitas obyektif yang
terpisah dari manusia dan berhadapan
dengan manusia itu sendiri. Hal ini menyebabkan masyarakat dan segala perangkat
sosialnya akan mempengaruhi dan membentuk kehidupan manusia
c. Internalisasi : Proses dimana masyarakat kembali
menjadi satu realitas dengan
manusia. Dalam hal ini manusia kembali
mempelajari masyarakatnya sendiri agar manusia dapat hidup dengan baik
ditengah-tengah masyarakat, sehingga manusia menjadi sebuah kenyataan yang
dibentuk oleh masyarakat.
4.
Kesimpulan
Manusia
dan kebudayaan, atau manusia dengan masyarakat memiliki keterkaitan yang sangat
erat. Keduanya saling bergantung satu sama lain. Manusia yang terdiri dari
berbagai macam unsur yang rumit menciptakan budaya sebagai bentuk
pengekspresian diri atas segala unsur dan hakekat yang dimiliki oleh manusia.
Dalam budaya terdapat berbagai macam hal yang merupakan hasil pemikiran manusia
tentang sebuah standar kehidupan yang baik. Dengan adanya akal yang diberikan
oleh Tuhan kepada manusia maka manusia menjadi makhluk yang paling sempurna di dalam
bumi ini. Dengan akalnya manusia akan terus berkembang mencari standar baru
tentang sebuah kehidupan yang dianggap baik baginya dengan memecahkan berbagai
permasalahan yang juga terus berkembang seiring perkembangan pemikiran manusia
tersebut.
5.
Pengalaman
Pribadi
Nama saya Lungun Ali Rusky Simbolon,
seorang pemuda yang lahir di tanah Batak. Saya lahir di RSU.Sibolga di daerah
Sibolga, Tapanuli Utara, 18 tahun yang lalu. Selama 18 tahun kehidupan saya,
sudah banyak yang saya rasakan. Ada banyak hal menarik yang terdapat dalam
budaya orang Batak untuk dibicarakan.
Hal menarik yang pertama adalah mengenai
marga yang dimiliki oleh setiap orang Batak. Ada banyak marga yang dimiliki
oleh orang Batak, bahkan sampai saat ini saya tidak tahu berapa jumlah pasti
marga yang ada pada orang Batak. Setiap marga orang Batak diturunkan oleh ayah
kepada anaknya, baik laki-laki maupun perempuan, dan hanya seorang ayah atau
seorang laki-laki yang bisa menurunkan marga kepada anak-anaknya.
Contohnya, ayah saya bermarga Simbolon
dan ibu saya bermarga Sinaga, maka otomatis saya bermarga Simbolon karena ayah
saya bermarga Simbolon. Ibu saya bermarga Sinaga karena kakek saya bermarga
Sinaga, tetapi karena ia seorang perempuan maka ibu saya tidak bisa menurunkan
marga Sinaga kepada saya, atau bisa dibilang marga akan berhenti pada keturunan
perempuan.
Sampai saat ini, saya masih tidak
mengerti bagaimana orang batak zaman dahulu dapat menciptakan sebuah sistem
pengklasifikasian manusia yang disebut dengan marga dan apa tujuan dari
diciptakannya marga itu sendiri. Dalam marga ini terdapat berbagai peraturan
yang mengatur setiap pemilik marga dengan sesama marganya atau dengan marga
lainnya. Dua orang yang memiliki marga sama dapat dikatakan sebagai saudara, meskipun
asal keluarganya berbeda. Contohnya, marga saya adalah Simbolon dan apabila
saya bertemu dengan orang lain yang juga bermarga Simbolon maka dapat dikatakan
kami adalah saudara karena satu marga.
Ada sebuah peraturan yang dari dulu
tidak boleh dilanggar oleh orang batak, yaitu menikahi seseorang yang bermarga
sama, jadi saya tidak bisa menikah dengan perempuan manapun yang bermarga
Simbolon juga, karena kami adalah saudara. Sebenarnya masih banyak peraturan
yang ada mengenai masalah marga ini, tapi tidak mungkin saya jelaskan semuanya
karena saya sendiripun masih tidak begitu mengerti mengenai peraturan-peraturan
tersebut.
Saya senang dilahirkan sebagai orang
batak karena ketika saya bertemu dengan orang batak lainnya saya merasa seperti
sudah mengenal orang tersebut sejak lama, apa lagi ketika saya bertemu dengan
orang batak yang masih mengerti tentang marga.
Sebuah pengalaman yang sampai saat ini
masih sering saya rasakan adalah ketika saya bertemu atau berkumpul dengan
orang batak lainnya, saya merasa seperti memiliki sebuah keluarga besar yang
tidak didasari atas adanya hubungan darah. Saya bisa berbicara dan
memperlakukan mereka layaknya seorang saudara kandung, begitu juga sebaliknya,
mereka memperlakukan saya layaknya salah satu dari saudara mereka. Pernah saya
bertemu dengan orang batak yang satu marga dengan saya dan kami rasanya sudah
seperti saudara padahal kami baru bertemu saat itu saja. Itulah sebuah
pengalaman saya mengenai marga ini.
0 komentar:
Posting Komentar